Sabtu, 29 Oktober 2016

Rubah

Hasil gambar untuk hewan rubah


   Rubah merupakan salah satu hewan yang memiliki kewaspadaan yang tinggi saat dekat dengan manusia. Karenanya, banyak yang mengatakan jika rubah tidak lazim dijadikan peliharaan. Sebenarnya perlu diketahui jika pada zaman dulu, rubah telah lebih dulu menjadi teman manusia dibandingkan anjing. Kesimpulan ini muncul setelah para arkeolog dari universitas cambridge, Inggris, berhasil menemukan tulang belulang rubah yang tertimbun, tak jauh dari tulang manusia di yordania.
Berdasarkan keterangan para ahli, fosil rubah tersebut berumur 16.500 tahun. Sementara itu, penguburan anjing dan manusia paling awal ditemukan pada 4.000 tahun lalu. Menurut seorang peneliti, kerangka tulang rubah yang dikubur dekat dengan kerangka manusia, menunjukkan saat itu rubah adalah hewan kesayangan yang akan menemani tuannya ke akhirat. Lokasi penguburan ini membuktikan adanya hubungan antara manusia dengan rubah.
Penelitian yang dilakukan ini, terfokus pada makam uyun al-hammam yang berada di lembah sungai wadi Ziqlab, Yordania. Namun para peneliti belum dapat memaparkan bagaimana mungkin rubah menjadi peliharaan manusia mengingat hewan ini cukup sulit dijinakkan. Setelah sempat mengambang, pertanyaan tersebut kemudian terjawab ketika di rusia, rubah perak berhasil dijinakkan setelah melalui program pemeliharaan selama 45 tahun.

Di daerah perkebunan buah, rubah banyak dimanfaatkan para petani untuk mengendalikan dan mengusir hama. Hal itu dilakukan karena rubah dapat mengurangi hama tanpa merusak buah. Seperti yang dilakukan pemerintah cina yang terus mengembangbiakan dan melatih pasukan rubah perak untuk memerangi wabah tikus yang mengancam padang rumput yang luas. Rubah tersebut dibeli pemerintah cina dari sebuah peternakan.
Cara ini pertama kali dilakukan oleh pemerintahan Xinjiang dengan membeli 20 ekor rubah pada tahun 2004. Semenjak itu, rubah dikembangbiakan hingga jumlahnya bertambah menjadi 284 ekor. Hasil dari pengembangbiakan tersebut, rubah-rubah kemudian dilepaskan ke alam bebas. Salah seorang pejabat pemerintah, Ni Yifei seperti dikutip reuters tahun 2010 lalu, mengatakan, rubah merupakan predator sempurna bagi binatang pengerat. Satu rubah bisa menangkap 20 tikus per hari. Saat ini, populasi tikus sudah mulai menurun di beberapa wilayah.
Populasi tikus akan meningkat karena kondisi cuaca yang kering dan mengancak sekira 5,5 juta hektar padang rumput. Di salah satu lokasi di mana rubah itu dilepas, populasi tikus menurun hingga 70 persen. Selain untuk membasmi hama tikus, rubah perak memang biasa diternakan di wilayah Xianjiang karena keunikan dari bulunya tersebut untuk membuat pakaian

Jika ada pertanyaan mengapa rubah menjadi hewan yang paling banyak mendapatkan peran di dalam cerita rakyat atau anak-anak, mungkin ulasan ketiga ini bisa menjadi jawabannya. Perlu dipahami, mudah menyerah tampaknya tidak ada dalam kamus rubah yang memang pandai menyesuaikan diri. Hewan yang satu ini bisa hidup di manapun dengan nyaman, mulai dari hutan belantara hingga pekarangan rumah manusia. Rubah juga tak risau dengan perubahan iklim yang terjadi karena tubuhnya memiliki kemampuan cepat menyesuaikan diri.
Rubah juga tak hanya dikenal pintar, namun juga memiliki penciuman, pendengaran dan penglihatan yang tajam. Dengan segala kemampuan yang dimilikinya itu, rubah bisa hidup di pekarangan rumah manusia tanpa diketahui pemilik atau orang di sekitarnya. Kepandaian rubah juga dilengkapi dengan pergerakannya yang gesit. Seekor rubah bisa berlari hingga kecepatan 48 kilometer per jam.

WASSALAM

1 komentar: